Selasa, 14 Desember 2010

CARA MERAYAKAN NATAL

Nuansa Natal memang banyak memakai warna hijau, terutama pohon natalnya, namun cara merayakan Natal belum tentu benar-benar ‘hijau’ alias ramah lingkungan. Betapa banyaknya kertas kado dan pembungkus yang cuma sekali pakai, bahan bakar yang terbuang untuk jalan-jalan atau untuk mengantarkan hadiah, dan energi yang terpakai untuk menyalakan semua lampu Natal. Ini semua artinya masa liburan cukup merusak lingkungan.

Faktanya, penduduk di AS setiap tahun menghasilkan 1 juta ton sampah tambahan di masa Natal, menurut Badan Perlindungan Lingkungan Hidup AS (EPA). Menurut laporan, di AS limbah rumah tangga antara hari raya Thanksgiving (Kamis ke-empat di November) dan Tahun Baru meningkat 25 persen dari rata-rata sehari-harinya.

Nah, bagaimana agra hal tersebut tidak terjadi di lingkungan Anda? Berikut beberapa tips untuk merayakan Natal yang ramah lingkungan.

1. Daur ulang kertas kado, atau bahkan jangan repot-repot membungkus kado. Cobalah membuat kertas kado sendiri dari potongan koran, kantong, bekas prakarya, perca, kain bekas, dan lainnya. Kalau memang perlu membeli kertas kado, jangan pilih yang berlapis metalik mengkilat karena jenis ini lebih sulit didaur ulang.

2. Rayakan Natal di rumah. Dampak terburuk pada lingkungan disebabkan oleh karbondioksida yang diakibatkan transportasi selama liburan. Cobalah membatasi penerbangan (ini penyebab yang paling parah) dan perjalanan mobil yang jauh. Kalau memang harus memakai mobil, cobalah untuk berombongan, dan hindari jam macet sehingga mobil anda tak terjebak lalu menghabiskan lebih banyak bahan bakar.

3. Kurangi lampu Natal. Kalau perlu tidak usah memakai lampu hiasan di sekeliling rumah atau halaman. Apakah penting membuat rumah anda terlihat mencolok seperti mercu suar? Kalau memang ingin memakai lampu hiasan, cobalah memakai jenis lampu LED, karena jenis ini menghemat 90 persen energi dibandingkan lampu biasa.

4. Belanja dalam paket besar. Untuk produk seperti minuman bersoda dan jajanan, daripada membeli sedikit-sedikit atau dalam paket-paket kecil yang lebih banyak menghabiskan pembungkus, lebih baik membeli dalam paket-paket besar.

5. Hindari alat-alat makan sekali pakai. Memang piring, gelas, dan sendok garpu sekali pakai lebih mudah untuk acara kumpul-kumpul, tapi jauh lebih ramah lingkungan bila anda memakai jenis yang bisa dipakai ulang (piring beling, sendok garpu logam, dan lainnya)

6. Kurangi menu daging. Daging ayam, babi, dan terutama sapi lebih merusak lingkungan daripada sayur-mayur. Terutama sapi, karena ternak ini menghasilkan gas metana yang lebih ganas daripada karbondioksida. Jadi daripada menyajikan berbagai menu daging, lebih baik memperbanyak salad atau produk tahu.

7. Pertimbangkan memakai tanaman hias lainnya sebagai pohon Natal. Memang ini sulit karena pohon Natal sudah menjadi lambang Natal turun temurun, tapi pohon Natal plastik, yang umum digunakan di Asia, termasuk produk yang sulit didaur ulang, dan pembuatannya pun pasti memakai bahan bakar.


Kalau Anda kebetulan berdomisili di negara barat seperti di AS, malah disarankan untuk memakai pohon asli. Alasannya adalah di negara-negara tersebut pohon-pohon cemara untuk Natal memang dibudidayakan secara khusus, jadi anda tidak merusak hutan dengan membeli pohon yang memang untuk dikonsumsi pada masa Natal. Dan pohon itu masih bisa ditanam atau dikomposkan setelah pemakaian. Di Asia, terutama di Indonesia, mungkin industri ini belum dikenal luas maka itu kami menyarankan memakai dekorasi alternatif lainnya, contohnya di perkantoran mungkin bisa mendekorasi tanaman hias besar yang memang sudah ada.

Nah, ternyata merayakan Natal tidak harus menyampah kan? Selamat merayakan…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

untuk informasi lebih banyak, JOIN Blog ini

Entri Populer